SEPEDA
Sepeda adalah alat tranportasi yang sangat umum dan luas penggunaannya di dunia yang digunakan oleh semua orang dari berbagai kalangan usia. Tidak hanya sebagai alat tranportasi sepeda juga menjadi salah satu hobi yang banyak diminati oleh masyarakat dan sudah merupakan gaya hidup bagi sebagian masyarakat kota.
Secara sederhana, yang menggerakan sebuah sepeda (ataupun kendaraan lain) adalah bagian yang disebut sistem penggerak ("Drivetrain"). Sistem penggerak sendiri sebenarnya adalah gabungan berbagai komponen yang saling terhubung dan terdiri dari pedal, lengan engkol (crankarm), gir depan (chainring), gir belakang (cog), dan tentunya rantai (chain).
Gabungan komponen di bagian pedal dikenal sebagai “crankset”, yaitu pedal, lengan engkol, dan gir depan. Lalu rantai akan melingkari gir depan dan menghubungkannya dengan gir belakang yang terhubung dengan roda belakang.
Ketika pedal diinjak, lengan engkol akan mengikutinya, memutar gir depan yang menempel, yang kemudian menarik rantai yang juga otomatis menarik gir belakang untuk berputar, dan karena ia menempel pada roda belakang, berputarlah roda itu dan meluncurlah kita. Mekanisme sederhana yang kurang lebih tidak pernah berubah sejak diciptakannya sistem ini.
Kesederhanaan sistem ini membawa sebuah kendala. Keterikatan semua komponen sistem penggerak ini adalah yang membuat logika “memutar pedal maka roda belakang pun berputar” bisa berjalan. Dengan logika yang sama, artinya selama roda belakang berputar, pedal pun akan berputar.
Karena semua komponen drivetrain ini terikat mati satu sama lain, tanpa ada pergerakan bebas. Gir belakang yang hanya berputar mengikuti putaran rantai atau roda dikenal sebagai "Gir tetap”. Pedal diputar ke depan, roda belakang berputar ke depan. Pedal diputar ke belakang, roda berputar ke belakang. Dan demikian juga sebaliknya.
Karena relasi antara kaki, engkol, rantai, dan roda belakang yang menjadi “satu kesatuan” ini, maka untuk mengatur laju kecepatan perputaran roda pun bisa dikendalikan oleh otot kaki kita sendiri. Bahkan untuk menghentikan sepeda secara total pun bisa dilakukan dengan sepeda bergir tetap tanpa menggunakan bantuan rem pada umumnya. Jadi penggunaan rem pada sepeda bergir tetap menjadi sebuah pilihan, apakah pengendara ingin lebih aman dengan memasang rem atau cukup percaya diri dengan kemampuannya menghentikan sepeda dengan kekuatan kaki semata. Mekanisme ini berbeda dengan rem “Torpedo,”
Komentar
Posting Komentar